Narjamahkeun kana Basa Sunda16

Kamis, 9 Maret 2006
PANEN PERDANA PADI DENGAN POLA SRI
Reporter : Drs. H.A. HAMDAN, M.M
 
foto beritaSalahsatu kebijakan startegis Kota Sukabumi Tahun 2006 adalah menciptakan keseimbangan pembangunan Utara-Selatan yang diarahkan kepada Baros, Cibereum dan Lembursitu BACILE termasuk didalamnya Program Agropolitan Terdepan untuk itu di Kecamatan Lembursitu telah dikembangkan pola System of Rice Intensitification (SRI) yang diprakarsai oleh
Dewan pemerhati kehutanan dan lingkungan tatar sunda yang saat ini Dewan Penasehatnya adalah Solihin GP (Mang Ihin). Bagi masyarakat Jawa Barat tidak asing lagi dengan panggilan Mang Ihin karena beliau pernah menjadi Gubernur Jawa Barat dan Sesdalopbang di Negara Republik Indonesia. Ide tersebut merupakan implementasi dari hasil pembinaan yang diikuti oleh kelompok petani pola SRI yang dideklarasikan di Cipaganti dengan maksud agar padi yang ditanam dengan pola tertentu menggunakan pupuk organik sebagai upaya menyelaraskan antara pertanian dengan peternakan karena pupuk yang digunakan adalah dari organik seperti halnya dedaunan yang dicampur dengan kotoran ternak serta sekam. Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Sdr. Deri Ramdan bahwa dari satu hektar lahan mampu memnghasilkan panen sebanyak 9,8 ton hal ini bisa dilihat dari hasil ubinan yang ditimbang oleh Ruswan Effendi. Dalam acara panen raya tersebut dihadiri oleh DPR RI Komisi 4, DPRD Kab/Kota Sukabumi, Kepala Dinas Pertanian Jawa Barat Ir. Asep Abdi, MSc, Walikota Sukabumi H. Moch. Muslikh Abdussyukur, SH, M.Si, dan Bupati Sukabumi Drs. Sukmawijaya, M.M. Disela-sela kegiatan tersebut Solihin GP mengungkapkan pengalamannya bahwa padi dengan pola SRI perlu didukung oleh semua instansi Pemerintah termasuk DPRD agar diperkenankan untuk terus tumbuh dan berkembang di Jawa Barat, karena dengan menggunakan pupuk organik dari satu biji padi bias tumbuh 30 batang dalam satu rumpunnya. Disisi lain manfaat yang bias diperoleh dari pola SRI diantaran hemat bibit, hemat air, dan tidak memerlukan insektisida. Bahkan keasaman tanah masih bisa terjaga dengan baik. Manfaat lain secara alami dengan pola SRI diperoleh ekosistem dan ramah lingkungan. Sedangkan dengan menggunakan sistem anorganik menimbulkan hama baru, memerlukan air banyak, keasaman tanah terganggu, sehingga ekosistem secara keseluruhan ikut terganggu pula. Dikesempatan yang sama anggota DPR RI Komisi 4 Amung Anwar Sanusi yang membidangi pertanian, Kelautan dan Bulog menyebutkan “Produksi pupuk kimia dalam negeri sebanyak 5 juta Ton sedangkan kebutuhan dalam negeri sebanyak 7 juta ton yang disubsidi 4 juta ton namun dengan pola SRI petani sangat diuntungkan. Pihaknya berjanji akan merekomendasikan konsep tersebut menjadi gerakan nasional, karena pola tersebut sangat berpihak pada masyarakat petani di pedasaan”, lebih jauh Amung Anwar Sanusi mengatakan Komisinya akan mengajak Pemerintah berdialog, sebagai salah satu usaha seluruh Gubernur diajak untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Kota Sukabumi. Ketika ditanya oleh Wartawan seputar kemungkinan subsidi pupuk dicabut, Anggiota Komisi 4 DPR RI Amung Anwar Sanusi menyatakan “bisa saja subsidi pupuk dicabut, tetapi dipindahkan kepada hal yang lebih urgent, apabila pola SRI diselenggarakan secara Nasional. Disisi lain bisa saja import beras tidak menjadi permasalahan dan swasembada pangan akan terus dipertahankan mengingat dari 1 hektar bisa menghasilkan dua kali lipat dengan menggunakan pola SRI dengan demikian pola ini perlu disosialisasikan dan didukung oleh semua elemen yang memiliki kopetensi terhadap ketahanan pangan. Walikota Sukabumi menyambut baik dengan adanya pola SRI, karena lahan pertanian di Kota Sukabumi yang saat ini relatif terbatas seluas 2000 hektar, didalam program PPK akan dilakukan sentuhan agro seluas 350 hektar, hal ini sebagai penunjang kegiatan agropolitan yang berupaya mengkoleks hasil-hasil agro dari daerah sekitar untuk ditingkatkan value editnya, sehingga pola SRI yang hemat bibit, hemat modal, hemat lahan, serta hemat air akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat hal ini akan meningkatkan IPM Kota Sukabumi 80 poin di tahun 2008. Disela-sela kegiatan tersebut dilakukan pula ekspose oleh Prof. DR. Ir. Mubyar tentang pola SRI secara akademik dan empirik, yaitu telah diterapkan di Ciamis, Tasik, Sukabumi dan sejumlah daerah di Jawa Tengah.