Narjamahkeun kana Basa Sunda24

Rabu, 6 September 2006
LPK YULIA ADAKAN PELATIHAN
Reporter : Deden Dendayasa
 
Sebanyak 40 orang Tenaga kerja wanita (TKW) dibeberapa negara timur tengah yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga ( PRT ), kini berusaha keras mengasah keterampilannya di Lembaga Penyelenggara Kursus (LPK) Yulia kota Sukabumi selama dua bulan, dari bulan September sampai dengan Oktober 2006. 


Penyelenggaraan Kursus tersebut didukung sepenuhnya oleh pemerintah kota sukabumi melalui peran aktif Kantor Sosial Tenaga Kerja (Kansostek), dalam upaya mendidik kaum hawa untuk memperoleh keterampilan praktis, meliputi tata rias rambut, tata rias wajah dan tata rias pengantin.

Ketua himpunan LPKI kota Sukabumi, Hj. Yulia Dadang mengharapkan , melalui Kursus ini, mereka mampu memperoleh keterampilan secara optimal, bisa mandiri dan menghidupi dirinya sendiri. Apalagi ada beberapa peserta kali ini terdiri dari mantan-mantan TKW yang dulunya berprofesi menjadi PRT. Sehingga diharapkan setelah memperoleh keterampilan dapat lebih berguna lagi nanti disana,”

Ditegaskan Hj. Yulia Dadang, Keterampilan yang mereka peroleh, berupa keterampilan salon kecantikan yang meliputi keterampilan tata rias pengantin, tata rias wajah dan tata rias rambut. Peserta, tukasnya, selain memperoleh keterampilan secara gratis, juga mereka mendapat peralatan cuma-cuma dari pelatihan tersebut. “Mereka memperoleh keterampilan secara gratis dengan peralatan diberikan cuma-cuma,” katanya.

Peserta pelatihan, kata Hj. Yulia Dadang yang juga mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), ternyata tidak saja diminati para remaja dan mantan TKW saja. Pasalnya para ibu-ibu rumah tangga pun menjadi peserta dalam pelatihan kali ini. “Kami harapkan para ibu-ibu rumahtangga memperoleh keterampilan untuk membantu suami mereka. Apalagi ada diantaranya, ada suami-suami mereka kena PHK,” katanya.

Hal itu dibenarkan salah seorang peserta pelatihan, Iis kepada sks .Giwangkara . keikutsertaan dirinya mengikuti pelatihan salon merupakan alternatif untuk membantu suaminya. Apalagi sudah beberapa bulan lamannya, kata Iis, suaminya sudah lama menganggur karena di PHK dari perusahaan tempat dia bekerja. “Kami ingin sekali-kali membantu suami yang kena di PHK,” katanya.

Wakil Walikota Sukabumi, Iwan Kustiawan menegaskan, meskipun telah merdeka lebih dari setengah abad, hal mendasar yang masih dihadapi oleh bangsa kita sampai saat ini, angka pengangguran yang tinggi dan belum adanya pemerataan masyarakat dalam menikmati hasil-hasil pembangunan. Hal ini mengandung arti, sebagian besar ekonomi masyarakat masih berada dalam keterpurukan secara ekonomi, sebagai akibat tidak adanya kemampuan dan kesempatan untuk memperoleh penghasilan secara memadai.

Ditegaskannya, sungguh memperihatinkan, karena apabila ditelusuri lebih jauh , tidak adanya kemampuan dan kesempatan sebahagian dari saudara kita untuk memperoleh penghasilan secara memadai, karena berbagai faktor yang satu sama lain saling berkaitan, seperti rendahnya rata-rata pendidikan masyarakat, persaingan yang semakin ketat dalam berusaha dan terbatasnya lapangan pekerjaan akibat minimnya investasi baru.

Sebagai contoh, lanjut Iwan Kustiawan, “data yang kami miliki, dari jumlah penduduk kota sukabumi 268.143 jiwa terdapat 12.532 jiwa sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial, sedangkan tingkat pengangguran terbuka sebesar 8.36% maka dari itu, pemerintah kota Sukabumi terus berupaya untuk menekan jumlah pengangguran ini dengan berbagai kebijakan dan program kegiatan yang strategis”.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberi bekal kemampuan teknis maupun manajerial bagi saudara-saudara yang akan berwirausaha dibidang tata rias dan salon kecantikan. Lebih jauh ia sangat berharap kegiatan ini mulai membangun citra diri yang positif dan profesional dalam menggeluti dunia wirausaha. “Jadikan para pelanggan serta konsumen kita sebagai “raja” yang harus dilayani secara maksimal dan memuaskan,” katanya.

“Untuk itu kepada saudara-saudara yang mengikuti pelatihan keterampilan, Iwan Kustiawan berpesan agar tanamkan dalam hati untuk dapat mengikuti kegiatan ini secara sungguh-sungguh. “Sejak sekarang saudara-saudara harus mulai membangun citra diri yang positif dan profesional dalam menggeluti dunia wirausaha. Jadikan para pelanggan serta para konsumen kita sebagai “raja” yang harus dilayani secara maksimal dan memuaskan; tumbuhkan budaya ulet dan kerja keras kita dalam berusaha buanglah jauh-jauh sifat pesimistis dan gampang menyerah karena budaya ini mendekatkan kita pada kegagalan; jadikan kesabaran dan doa sebagai pegangan hidup kita. Melalui kesabaran dan doa kita tentunya berkeyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa sungguh tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan kita. Kita sepenuhnya meyakini bahwa kerja keras, profesionalisme, kesungguhan dan kesabaran akan berubah menjadi kesuksesan dimasa mendatang.